الأحد، 10 فبراير 2013

tarian batak


Tak terasa, 23 tahun sudah saya meninggalkan kota kelahiran tercinta, Medan. Tak banyak yang saya ingat dari kota ini di masa kecil, selain kenangan perjuangan orang tua saya disini, kompaknya hubungan persaudaraan kami di Medan, serta pengalaman tak terlupakan dari ibunda, dijambret di daerah kebon binatang lama. Ada sebuah kerinduan mendalam untuk mengunjungi kembali kota tersebut.
Karena kebijakan dari perusahaan, perjalanan panjang dari Pekanbaru-Jakarta-Medan dengan burung besi terpaksa saya lalui hingga berakhir di Bandara Polonia Medan. Padahal maskapai maskapai tertentu justru memberikan direct flight dari Pekanbaru-Medan. Tapi, ya disyukuri sajalah, mana dapat makan gratis di pesawat =).
Tidak ada perubahan yang berarti dari bandara ini sejak keluarga kami hengkang dari Medan, selain penambahan beberapa fasilitas pelayanan tiket dan juga kios-kios bandara. Dan yang paling riskan adalah, di dekat bandara sekarang sudah bermunculan perumahan-perumahan elite yang rata-rata berlantai dua. Agak seram juga melihat keadaan seperti ini, mengingat di tahun 2005, kecelakaan pesawat menghantam pemukiman penduduk di sekitar Padang Bulan, daerah yang notabene dekat dengan bandara. Disamping itu, angka dan tingkat kebisingan dari aktivitas bandara pasti berpengaruh dengan kualitas kesehatan dari masyarakat setempat. Rencananya, Bandara Polonia ini akan digantikan posisinya oleh Bandara Kuala Namu yang terletak di Deli Serdang. Dulu, bila saya susah sekali makan, maka ibu dan bapak kerap membawa saya ke bandara. Menurut beliau, ketika tiba di bandara, selera makan saya langsung lahap jaya (..kelakuan yang aneh =)..).
Menyusuri pusat Kota Medan layaknya menyusuri kota tua yang telah bercampur dengan modernisasi di sana sini. Hal itu bisa kita lihat di kawasan Kesawan Square. Kawasan ini sejak dahulu telah terkenal sebagai pusat niaga terbesar di Medan. Etnis yang berkumpul disini lumayan kompleks,mulai dari India, Tionghoa, Melayu, Minang, Jawa, dan Batak. Bangunan-bangunan tua yang tetap bertahan antara lain Gedung London Sumatera yang dulunya dimiliki konsorsium perkebunan ternama Harrison & Crossfield Plc London, Kediaman Tjong A Fie (bekas kapitan dan orang terkaya di Medan), Café Tip Top (terkenal semenjak zaman kolonial hingga sekarang), serta beberapa gedung yang lain. Beberapa tahun yang lalu, Kesawan Square jugz memiliki tempat makanan menyerupai Kya-Kya di Surabaya. Namun saat ini tempat tersebut sudah tidak ada lagi. Sebagai pengantinya adalah kawasan pujasera Merdeka Walk yang tiap sore-malam ramai sebagai tempat melepas penat masyarakat Medan.
Tidak jauh dari Kesawan Square, terdapat salah satu ikon dari Kota Medan, yakni Istana Maimoon. Istana bernuansa Moor, Eropa, dan Melayu ini merupakan peninggalan Kesultanan Deli yang hingga saat ini masih bertahta. Bangunan ini mencerminkan perkembangan Islam di Sumatera yang telah modern, dimana tingkat arsitekturnya telah mencampur beberapa unsur budaya dunia. Di Istana Maimoon inilah, keluarga Sultan Deli bermukim hingga sat ini. Di salah satu sudut istana, terdapat salah satu bagian dari meriam keramat, yakni Meriam Puntung yang dahulu terbagi menjadi dua, satu di Deli ini, dan satu lagi berada di Tanah Karo. Menurut legenda, meriam ini merupakan penjelmaan dari adik Putri Hijau dari Kerajaan Haru yang berjuang mempertahankan Istana Haru dari gempuran armada Aceh. Karena terlalu sering memuntahkan tembakan, meriam menjadi panas dan akhirnya terbelah menjadi dua. Apapun kisahnya, istana ini masih menampilkan pesona kemegahan masa lalu yang tak lekang oleh masa.
Berkunjung ke Istana Maimoon kurang lengkap rasanya bila tidak mampir ke Masjid Raya. Masyarakat disana sering menyebutnya sebagai Masjid Simpang Raya, karena ada bangunan (mungkin rumah makan Minang) bernama Simpang Raya yang berada di depannya. Kalau tukang ojek dan betor (becak motor) menyebutnya sebagai Masjid Raya Sisingamangaraja. Namun nama resmi masjid ini adalah Masjid Raya Al Ma’shun. Dibangun oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam pada tahun 1906 M, masjid unik ini terkenal dengan keindahan ornamen luar dan dalamnya. Memadukan gaya gado-gado antara Moor, India, Andalusia, dan Eropa, masjid ini juga telah menjadi salah satu ikon dari Kota Raya, julukan dari Kota Medan. Bila bulan Ramadhan tiba, di sekitar masjid berdiri tenda-tenda resmi penjual makanan, dan tak jarang pula ada konser di Taman Sri Deli, yang tepat berada di depannya.
Melihat banyaknya perpaduan dan pencampuran gaya arsitektur kebudayaan besar dunia, mencerminkan betapa kekuatan kota ini bergantung kepada beragamnya bangsa yang mendiami kota. Perpaduan budaya ini pula yang membentuk watak bertahan hidup yang terkenal dari penduduk Medan. Medan kini telah berubah menjadi kota metropolis di penjuru utara Sumatera. Walau demikian, masyarakatnya masih mau menghargai sisa-sisa peninggalan masa lalu dimana semangat kejayaan masa lalu mengiringi degup jantung kota ini. Medan selalu membuat saya terkenang dan ingin kembali. Apa alasannya? Tidak ada alasan yang berbelit-belit, karena “..Ini Medan, Bung..!!..”.

Mengunjungi Kota Medan

 
 
 
 
 
 
Rate This


Terdengar suara pramugari bahwa pesawat sebentar lagi akan mendarat di Bandara Polonia Kota Medan dari jendela pesawat terlihat hamparan hijau deretan bukit barisan di kejauhan perlahan bangunan rumah tinggal,jalan raya dan gedung perbelanjaan makin terlihat jelas dan makin besar bahkan terasa pesawat terbang hanya beberapa meter diatasanya bila sedang hujan atau cuaca kurang bersahabat tentunya pendaratan tidaklah mudah sebab itulah penyelesaian pembangunan bandara baru di Kualanamu dengan kapasitas penumpang dan pesawat yang lebih besar harus dipercepat karena Bandara Polonia sudah terlalu sesak menerima kenaikan jumlah penumpang dan pesawat dan lokasinya yang dekat dengan pusat kota kurang sesuai sebagai bandara internasional
Kota Medan sebagai Ibukota propinsi sumatera Utara merupakan kota dimana aktivitas bisnis dan perdagangan berkembang pesat hal ini tidaklah mengherankan karean sejak dahulu Kota Medan merupakan salah satu pusat perniagaan di kawasan Pulau sumatera hampir sama dengan kota besar di Indonesia lainnya pada saat pagi hari saat anak sekolah dan para pekerja memulai aktivitasnya dan makan siang,serta sore saat pulang kantor terjadi kemacetan di jalan protol dan kawasan bisnis.
Umumnya tujuan orang datang ke Kota Medan adalah untuk melakukan binis sangat jarang mereka menikmati obyek wisata maupun kuliner yang tersebar di Kota Medan padahal dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis dari Melayu,Batak,Tiongkok ,Hindia dll dan pengaruh dari peninggalan Kolonial Belanda yang terlihat dari gedung-gedung peninggalanm lain dan.
Obyek Wisata
1.Rumah Tjong Afie

Di abad 19 di kota Medan pernah hidup seorang pengusaha dari etnis Tiongho beranama Tjong Afie saat itu beliau merupakan orang terkaya di kota Medan dan sekitarnya banyak perusahaan terutama perkebunan dan perdagangan yang dimilikinya.pergaulannya sangat luas baik dengan semua pihak nama bahkan banyak gedung-gedung lama yang masih berdiri hingga kini seperti Gedung Balikota (kini menjadi bagian dari Hotel aston Internasional Medan),Gedung London Sumatera disebut juga Lonsum (perusahaan Perkebunan),Gereja Velangkanni gereja yang berasitektur mirip kuil agama Hindu,merupakan adalah beliau adalah
2.Istana Maimun

Istana Maimun yang terletak di pusat Kota Medan tepatnya di jl.brigjend katamso merupakan saksi kejayaan dan kebesaran kesultanan melayu Deli Yang pernah berkuasa di sumatera utara.Istana ini dibangun di masa pemerintahan sultan Melayu Deli ke 9 sultan ma’moen Al Rasyid Perkasa alamsyah. pembangunannya diarsiteki kapten Zenie Kerajaan Belanda yang bernama T.H.Van earp yang juga arsitek pembangunan masjid raya al mashun.istana ini diselesai dibangun 25 agustus 1888 hingga sekarang istana ini menjadi tempat tinggal kerabat istana dan pelaksanaan acara-acara budaya seperti pengangkatan sultan dll.istana ini juga terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi setiap hari dari mulai buka 8.00-sore hari.mengunjungi museum ini pengunjung akan melihat koleksi peninggalan Kesultana Delhi seperti singgasana sultan,foto-foto para sultan Melayu Deli dan keluarganya ,furnitur,bendera kesultanan dll.
Foto Rumah Tempat Menyimpan Meriam Buntung
Di luar Istana terdapat sebuah bangunan mirip rumah bersitektur Melayu didalamnya terdapat potongan meriam yang dikaitkan dengan legenda Putri Hijau.dari penjaga Tempat ini didapat keterangan bahwa potongan meriam ini merupakan penjelmaan dari pangeran kerajaan Deli lama saat terjadi peperangan dengan kerajaan Aceh demi memperebutkan Putri Hijau yang merupakan adik dari pangeran Kerajaan Deli Lama.karena kerajaan Deli lama telah kalah dalam peperangan maka dengan kesaktiannya pangeran tersebut merubah dirinya menjadi meriam yang terus menembak pasukan kerajaan Aceh hingga akhirnya karena terlalu lama sering menembak meriam penjelmaan pangeran menjadi panas dan karena tersiram air dingin meriam ini terbelah dan terlempar dimana bagian depan meriam terlempar dan jatuh di Kampung Sukanalu Kecamatan Barus Jahe Tanah Karo sedang bagian belalkangnya kini disimpan di rumah berasitektur Melayu di dluar istana maimun.
3.Kuil Hindu Shri Mariamman

Di abad ke 19 ketika harum bunga cengkeh dan wangi daun tembakau dari tanah Deli menjadi komoditas perdagangan yang banyak dicari di eropa dan memberikan keuntungan yang luar biasa besar bagi Pemerintah Hindia belanda berbondong-bondonglah orang dari berbagai bangsa datang ke tanah Deli mengadu peruntungan dan bekerja di Perkebunan Tembakau yang banyak terdapat disini.diantara yang datang tersebut cukup banyak yang berasal dari daerah India yaitu orang tamil yang beragama Hindu.di tahun 1881 Masyarakat tamil di Medan mendirikan kuil yang dipersembahkkan kepada Dewi Kali.Kuil yang bercat dominan warna hijau dan merupakan kuil Hindu tertua di Kota Medan ini terletak dikawasan kampung Keling,tepat di tengah kota medan dan sekitar kawasan Kuil juga merupakan salah satu surga kuliner di Kota Medan
4.Vihara Budha gunung Timur

Kota Medan juga merupakan salah satu tempat dimana banyak saudara-saudara kita dari Komunitas Tionghoa bermukim disana seperti di Jakarta,surabaya,semarang dll yang membentuk komunitas yang khas yang dikenal dengan China Medan.tidaklah mengherankan terdapat banyak tempat peribadatan penganut agama konghucu disini salah satu klenteng/vihara yang tidak boleh terlewatkan saat mengunjungi kota medan adalah Vihara Gunung timur.Vihara Gunung Timur merupakan vihara terbesar tidak hanya di kota medan tetapi juga vihara terbesar di pulau sumatera.Vihara ini sendiri dibangun pada tahun 1930 an berarti hingga kini usianya sudah lebih dari 70 tahun.Vihara Gunung Timur terletak di Jl.Hang Tuah dan berada persis di Tepi sungai babura yang memebelah kota medan.pemilihan lokasi ini mungkin atas dasar pertimbangan fengshui dimana menurut Fengshui bangunan yang terletak dekat sungai/air yang mengalir akan membawa keberuntungan.meski merupakan tempat beribadah tidaka ada larangan bagi penganut agama lain untuk datang dan berfoto di kawasan klenteng.
5.Masjid raya Al Mashun

Masjid Raya Al Mashun yang dikenal juga sebagai Masjid raya Kota Medan terletak berdekatan dengan istana Istana Maimun mulai dibangun 26 Agustus 1888 dan diresmikan pada shalat jumat 10 September 1909. arsitek pembangunan masjid ini adalah seorang kapten Zenie Kerajaan Belanda yang bernama T.H.Van pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Sultan deli bernama Sultan ma’moen Al rasyid Perkasa Alam.beliau meriupakan penguasa ke 9 kerajaan Melayu Deli.bagi Kota Medan Masjid selain menjadi tempat ibadah mesjid ini juga menjadi kebanggan warga kota medan bersama istana maimun. di komplek masjid juga terdapat makam para sultan dan kerabat sultan melayu deli.mesjid ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk beribadah maupun para wisatawan yang mengagumi keindahan dan kemegahan masji ini.
6.Gedung Lonsum (london Sumatera)

Sumatera Utara sejak dahulu merupakan daerah perkebunan dimana banyak perusahaan perkebunan –perkebuna n tembakau di sini Bukti itu dapat kita lihat di Gedung PT Lonsum (London Sumater).Gedung PT Lonsum yang berasiktektuer Kolonial Belanda ini milik perusahaan perkebunan karet dari Inggris bernama Harrisons&Crossfield Companya (H&C) milik pengusahja daniel Harrison.gedung Lonsum terletak di Jl.Kesawan dan mudah dicapai dari Merdwka Walk (Pusat kuliner Kota medan).Di tahun 1909 bertepatan saat Ratu juliana lahir (Pemimpin kerjaan Belanda) lahir gedung ini akhirnya selesai dibangun.gedung ini bisa dikatakan yang termodern di Kota Medan pada jamannya karena merupakan gedung yang pertamakali menggunakan lift di Kota Medan.
7.Gedung Bank Indonesia

Tepat diseberang merdeka walk dan disamping hotel aston medan terdapat bangunan bercat putih bergaya kolonial tidak salah lagi bangunan ini merupakan gedung bank indonesia di kota Medan.menurut sejatrahnya gedung ini mulai beroperasi pada tanggal 30 juli 1907 dan merupakan bagian dari De Javasche Bank (Bank sentral pada Jaman Hindia Belanda) setelah pengakuan kedaulatan RI pada tanh 1949 bangunan bersejarah ini akhirnya menjadi gedung Bank Indonesia kota medan.
8.Gedung kantor Pos Medan

Mengingat posisi Medan sebagai kota perdagangan dan perkebunan yang sangat ramai dimasa lalu untuk mempermudah hubungan komunikasi dan surat-menyurat maka pemerintah Hindia Belanda di tahun 1911 mendirikan kantor pos di Kota Medan.yang menjadi arsitek pembangunan kantor pos ini adalah Ir.S.Snurf dari BOW (burgelijke Openbare Werken) atau bila diindonesiakan menjadi badan pekerjaan umum pemerintah Hindia Belanda bagi yang ingin mengambil foto Gedung ini sangat mudah karena lokasinya dekat dengan stasiun KA Medan dan Merdeka Walk.
Kuliner Medan
Selain terkenal sebagai kota Bisnis Medan juga terkenal sebagai surga kuliner bagi pecinta makanan belumlengkaprasanaya pergi keKota Medan bilabelum sempat mencicipi kuliner Medan maupun membawa oleh-oleh bagi keluarga maupun rekan
1.Bolu Gulung Meranti Jl.kruing No.2 K Medan

Salah satu buah tangan yang tidak boleh terlupa dari medan adalah bolu gulung mendengar namanya tentu kita berfikir makanan ini dari barat tapi eits itu tidak sepenuhnya benar walau berbentuk bolu dan bisa dikatakan bolu gulung ini adalah kreasi kuliner Indonesia yang disesuaikan dengan lidah Indonesia.ada banyak penjual Bolu gulung di Medan sama seperti penjul bakpia di Yogyakarta tergantung selera masing-masing dalam memilih tapi ada satu penjual bolu gulung di Medan yang banyak direferensikan dan penulis sendiri ketika membeli harus rela mengantri cukup lama karena banyaknya pembeli.Bolu gulung ini dikenal dengan nama Bolu gulung Meranti yang terletak di Jl.Kruing No.2 K Medan.pembeli dapat memilih aneka topping untuk bolu gulung yang dibeli meses,keju,Coklat,Nanas,Mokka maupun kombinasi keduanya.
2.Bika Ambon Zulaikha
Beli Bika Ambon di Medan hah apa tidak salah? Bukannya harusnya di Ambon
Sampai sekarang belum diketahui dengan pasti alasan menamakan kuliner ini dengan nama bika ambon tapi yang pasti bika ambon salah satu ciri khas kuliner Kota Medan.sentra penjual Bika mabon terletak di Jl.mojopahit Kota Medan di kawasan ini banyak ditemui penjual bika ambon.salah satu penjual bika ambon yang dipilih banyak konsumen adalah Bika ambon Zulaikha Yang Beralamat Di Jl.Mojopahait no.62 dan No.96 D,E,F Medan
3. Soto sinar pagi

Berbicara mengenai soto tentu tidak terhitung jenis makanan berbahan ptongan daging ayama maupun sapi ini di telinga kita ada soto Betawi,soto Kudus,Soto bandung,soto banjar tapi pernahkah anda mendengar soto Medan.mungkin dari kita agak kurang familiar ini karena kita jarang melihat rumah makan/warung soto medan diluar kota Medan padahal rasa soto Medan ini sangat nikmat pasti akan ketagihan lagi untuk mencobanya.bagi yang ingin merasakan nikmatnya rasa soto Medan dapat mengunjungi rumah makan sinar pagi di Jl.Sei Deli 2-D/1 Medan
4. Mie Aceh Titi Bobrok

Jarak antara Kota Medan dan propinsi Aceh yang berdekatan berperan serta dalam penyebaran kuliner diantara keduanya salah satunya mie.Di Aceh terkenal dengan Mie Aceh kelezatan Mie Aceh ini juga mendapat tempat di hati warga Medan.salah satu rumah makan mie Aceh yang banyak direkomendasikan adalah Mie Aceh Titi Bobrok.Rumah makan yang terletak di Jl.setiabudi No.17 D Medan ini selalu ramai oleh pengunjung terdapat bermacam menu mie disini ada mie Aceh dengan ptongan udang,Kepiting,Daging maupun kombinasi silahkan dipilih sesuai selera
5.Restoran Tip Top medan

Pepatah Mengatakan sejarah adalah kenangan yang indah untuk diingat dan sulit dilupakan.pepatah ini amat selaras dengan kenyataan dimasa ini meskipun menghadapi persaingan gencar dari restoran/kafe/tempat makan yang menyajikan hidangan dan suasana modern serta cepat saji masih banyak resoran lama yang berdiri sejak puluhan tahun lalu yang masih eksis berdiri dan menjadi salah satu tujuan wisata kuliner yang sayang bila dilewatkan.
Salah satu nya adalah restoran Tip-Top restoran yang beralamat di Jl.ahmad Yani telah berdiri sejak tahun 1929 ini sampai saat ini tetap ramai dikunjungi pelanggan setianya suatu hal yang wajar bila anda akan menemui pasangan oma dan opa dari Belanda yang bernostalgia disini.bagi yang masih muda tenang saja karena banyak juga pengunjung usia muda di restoran ini maupun keluarga yang menikmati aneka menu Wetern,Chinese maupun Indonesia racikan juru masak restoran ini.tidak hanya interiornya yang bernuansa klasik dan masih dapat dilihatnya mesin hitung kuno,piano kuno dll restoran tip top tetap menggunakan tungku kayu dengan kayu bakar sebagai bahan bakarnya sesuatu yang tidak pernah berubah sejak tahun 1934 untuk memasak kue tart,specolaas,moorkop,horen dll sehingga menghasilkan aroma dan rasa yang menggugah selera.
6.DurianUcok Medan

Kitatentu tidak asing dengan buah yang satu ini meski berduri tajam di kulit
luarnya tetapi daging yang berada didalamnya bertekstur lembut dan
gurih.sayangnya durian sama seperti buah lain di Indonesia keberadaanya tergantung
musim sehingga pecinta durian tidak bisa menikmatinya sepanjang waktu.tapi
jangna khawatir bagi anda pecinta durian di Kota Medan ada penjual durian yang
menjual duriannya tidak tergantung musim kapanpun kita ke medan namanya Durian
Ucok Medan . kios duriannya selalu penuh dengan tumpukan buah durian.satu hal
yang menjadi kelebihan durian Ucok adalah mereka tidak kompromi dengan kualitas
meski mereka menjual durian perbuah tetapi saat mereka membelah durian ada
daging durian yang kurang bagus maka mereka akan membuangnya dan menggantikannya
dengan membelah durian yang baru sehingga wajar bila kita membeli 2 buah durian
tapi yang dibelah 3 buah durian untuk menggantikan buah durian yang dibuang
karena tidak me

 Medan: Kota dengan Peta Kuliner Dahsyat

 



31 Mei 2011 9:58
Bagi saya, kuliner Medan mewakili ciri-ciri kuliner Aceh, Minang, Tapanuli, Tionghoa, India, dan Melayu Deli. Saling mempengaruhi dari keenam gagrak kuliner besar ini menghasilkan sajian yang sungguh istimewa. Karenanya, menurut saya, Medan adalah salah satu dari 10 Kota Besar Indonesia yang patut dinobatkan menjadi Kota Tujuan Wisata Kuliner. Ke mana saja Anda pergi, Anda akan menemukan makanan khas yang meninggalkan kesan mendalam.

Soto Medan
Salah satu hidangan populer di Medan adalah soto. Di seluruh Nusantara, kita dapat menemukan puluhan jenis soto - semuanya enak, dan semuanya khas. Masing-masing mempunyai "tarikan" atau "tendangan" yang tidak dimiliki yang lain.

Soto medan sebenarnya sangat mirip dengan soto padang. Kuahnya bening gurih dengan rasa rempah yang intens. Isiannya adalah daging dan jerohan sapi yang digoreng. Bedanya, soto medan tidak disajikan dengan kerupuk merah di atasnya. Sambalnya pun berbeda. Kemiripan ini ternyata sangat beralasan. Soalnya, penjual pertama soto di Medan memang orang Padang yang merantau ke sini.

Sampai sekarang, Warung Soto Sinar Pagi di Jalan Sei Deli 2D (061-4530728) ini masih tetap populer dan menjadi rujukan utama. Taufik Kiemas, Ketua MPR pun tidak pernah melewatkan warung soto sederhana di pojokan jalan kecil yang bermuara di Jalan Gatot Subroto ini. Selain sotonya, saya tidak pernah melewatkan rempeyek udangnya yang sungguh mak nyuss.

Banyak lagi penjual soto medan di kota ini, dan masing-masing memiliki penggemarnya. Salah satu yang tidak boleh dilewatkan adalah Warung Soto Kesawan di Jalan Ahmad Yani (061-4514518). Penjualnya adalah seorang pujakesuma (putra Jawa kelahiran Sumatera). Sebetulnya, Pak Yatiman ini hanya mengoperasikan lapak yang mangkal di depan sebuah kopitiam (warung kopi). Sotonya gurih dan lezat. Uniknya, isinya tidak hanya dari daging sapi, tetapi juga ada pilihan daging ayam goreng dan udang goreng. Yang terakhir ini sungguh tidak boleh dilewatkan. Mati-mati mesti coba! Soto udang yang sangat mak nyuss! Udangnya besar dan segar. Porsinya murah hati, sekalipun Anda harus menebusnya dengan harga yang cukup mahal.

Selain doyan soto, orang Medan juga sangat gemar sop kambing. Jangan masuk ke warung sop kambing bila Anda bernyali kecil. Soalnya, di atas meja "tergeletak" beberapa kepala kambing utuh yang siap untuk "dibantai" untuk sop pesanan Anda. Tergantung besar-kecilnya kepala kambing, satu kepala utuh dihargai sekitar Rp 25-35 ribu. Salah satu warung yang paling populer untuk sop kepala kambing ini adalah milik seorang keturunan Arab di Jalan Tapanuli. Nama warungnya Al Hamra. Selain Al Hamra, kini semakin banyak warung sop kepala kambing seperti ini di antero Medan.

Sajian full cholesterol lainnya adalah sop sumsum dari Langsa yang populer di kota ini. Porsinya "mengerikan" Satu tungkai sapi (atau kerbau) disajikan di piring. Alat makannya adalah: sendok, garpu, pisau, dan sedotan besar. Sendok untuk menyantap kuah beningnya yang berlemak. Pisau dan garpu untuk mengiris lemak dan urat yang membungkus tulang. Sedangkan sedotan besar untuk menyeruput sumsumnya. Sumsum sapi berwarna putih kekuningan dan lebih encer. Sedangkan sumsum kerbau berwarna coklat kehitaman, lebih padat dan agak sulit disedot. Harus ditusuk-tusuk dulu dan dicampur sedikit kuah sop. Baru kemudian ... sluuuuurp.

Satai yang populer di Medan adalah Sate Padang dan Sate Matang. Sate Matang? Tentu saja! Tidak ada satai yang mentah, bukan? Bukan itu. Yang dimaksud adalah satai sapi khas dari Desa Matang Geulempang di Aceh. Satai sapi ini mirip satai maranggi di Cianjur dan Purwakarta. Potongan daging sapinya direndam beberapa jam dalam kuah manis sebelum ditusuki dan dibakar.

Satai padang di Medan juga sedikit beda dari yang di Sumatera Barat sana. Bila di Ranah Minang, satainya hanya terbuat dari daging, lidah, jantung, paru, dan usus sapi, di Medan juga tersedia satai kerang. Disajikan dengan kuah yang sama, berwarna jingga, seperti kuah satai khas Pariaman.

Merdeka Walk
Jl. Ahmad Yani lebih dikenal dengan nama Jalan Kesawan di Medan di masa lalu mungkin setara dengan Jalan Braga di Bandung. Inilah ruas jalan yang di masa lalu merupakan tempat melancong bagi para elit Medan. Rumah Tjong A Fie, orang terkaya di masa lalu, masih berdiri anggun di jalan ini.

Sisa-sisa kejayaan kuliner masa lalu pun masih hadir di sini, yaitu Toko Es Krim Tip Top. Pak Arifin Siregar, mantan Gubernur Bank Indonesia dan Duta Besar Republik Indonesia di Amerika Serikat, masih selalu singgah ke tempat ini bila berkunjung ke Medan. Penampilannya masih djadoel, dengan foto-foto masa lalu terpajang di dinding, dan sajiannya pun seperti masa van voor de oorlog (sebelum perang). Nama-nama es krim misalnya adalah: Plombierre, Peche Melba, Tutti Frutti, dan lain-lain.

Ruas jalan ini selama beberapa tahun pernah ditutup di malam hari, dan disulap menjadi tempat makan seronok dengan nama Kesawan Square. Sayangnya, karena walikota penggagas tempat ini dipenjara karena korupsi, Kesawan Square pun pudar.

Tetapi, tidak jauh dari sini ada satu tempat yang sekarang lebih ramai menjadi tempat orang-orang Medan "makan angin" Namanya: Merdeka Walk. Tempatnya lebih modern, berlokasi di salah satu sisi Lapangan Merdeka. Ada beberapa pohon besar yang menjadi ciri khas kota indah ini, dan di bawahnya dibuat semacam promenade untuk warga masyarakat berjalan-jalan. Beberapa tempat makan dan minum "ditebar" di sana, dengan pilihan yang luas. Para tamu makan secara al fresco di kursi-kursi yang ditata di bawah langit. A place to see and to be seen.

Tempat lain yang merupakan pusat jajanan khususnya di waktu malam ialah di daerah Chinatown, sekitar Jalan Selat Panjang. Di daerah ini banyak warung-warung makan murah-meriah , halal maupun non-halal. Di sudut Jalan Bogor dan Semarang, misalnya, ada satu kedai penjual mi yang sangat terkenal dengan nama Tiong Sim. Di depannya ada penjual durian yang juga punya banyak pelanggan.

Kesukaan saya di daerah ini adalah penjual-penjual kue basah tradisional. Mutunya bagus, harganya jujur. Selain mi kuah dan kwetiau goreng, makanan-makanan yang banyak dijajakan di Pecinan ini adalah bubur ayam dan ayam kukus (pek cam ke), hemi (mi rebus kuah kental), dan taukwa he ci (mi, tahu kuning, kepiting goreng, dan rempeyek udang, disiram kuah asam manis). Taukwa he ci juga dikenal dengan nama lapchoi. Di sini juga masih dapat ditemukan beberapa kopitiam (warung kopi) khas peranakan abad lalu.

Kota Oleh-oleh
Bila Anda check in di Bandara Polonia untuk kembali ke kota asal, Anda akan melihat sangat banyak kardus-kardus berisi bika ambon, bolu gulung, dan berbagai oleh-oleh lainnya. Di masa lalu, Medan hanya mempunyai satu jenis oleh-oleh, yaitu sirup markisa. Tetapi, sekarang, Medan adalah kota nomor satu di Indonesia dalam hal oleh-oleh. Setiap hari, oleh-oleh senilai puluhan juta rupiah mengalir keluar Medan.

Ada beberapa gerai yang menjual bika ambon di Medan. Beberapa merek terkenal antara lain adalah Zulaikha (Jl. Majapahit 96EDF, 061-4552881), Ati, Acai, dan lain-lain. Masing-masing punya penggemar sendiri. Aneh juga, ya? Ambon punya nama, tetapi rezekinya diraup oleh pengusaha Medan.
Dalam hal bolu gulung, Meranti masih berada di tempat teratas, meninggalkan yang lain jauh di belakang. Meranti tidak buka cabang. Karena itu, tiap hari, pelanggan memadati tokonya yang relatif kecil di Jl. Kruing (061-4538217). Konon, perintis bolu gulung di Medan adalah C&F di Jl. Mangkubumi 14D (061-4515157). Sampai sekarang pun masih banyak pelanggan setia yang tetap berbelanja di C&F. Tetapi, cara memasarkan Meranti memang lebih hebat, sehingga berhasil merebut pangsa pasar yang berlipat ganda.

Bolu gulung yang lembut ini tersedia dalam berbagai citarasa: keju, strawberry, blueberry, nougat, dan banyak lagi. Hampir tiap enam bulan selalu muncul flavor baru. Ini pula yang agaknya membuat orang penasaran membeli beberapa flavors sekaligus.

Selain bika ambon dan bolu gulung, saya punya "simpanan" khusus di Medan, yaitu lemper pulut hitam. Ini adalah lemper yang dibuat dari pulut (ketan) hitam, dan isinya ragout ayam yang sangat gurih. Lemper ini dapat dibeli dalam keadaan beku, lalu dipanaskan di atas wajan dengan sedikit minyak. Hmm, luar biasa!

Lemper pulut hitam ini dijual oleh Risoles Agogo Umkhihoo Jl. Majapahit 53 (061-4525398) yang sebetulnya memang lebih populer untuk risoles-nya. Khusus untuk oleh-oleh, mereka juga membekukan risoles-nya agar dapat tahan lama sampai ke tempat tujuan. Risoles-nya juga boleh diacungi jempol. Cocok untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Ada lagi satu jenis oleh-oleh khas Medan, yaitu Pancake Durian dari Restoran Taipan Jl. Putri Hijau 1A (061-4511323). Jajanan yang satu ini memang mahal, tetapi isinya adalah duren murni, tanpa campuran maizena. Sekalipun Medan terkenal dengan duren (Sibolangit, Tebingtinggi, dan lain-lain), tetapi Taipan memakai duren montong untuk pancake-nya. Untuk membawanya ke Jakarta, diperlukan dry ice dalam kemasannya agar tetap segar ketika tiba di tempat tujuan.

Medan memang bukan hanya surga makan-makan, tetapi juga kota dengan pilihan oleh-oleh yang sungguh beragam.
menuhi kualitas.suatu pelajaran bisnis berharga untuk selalu